BADAI KEANGKUHAN
Kemarin,
badai-badai itu baru saja datang
bersama tuhan membidikkan anak panah
ke jantung lautan bagi pesisir Indonesia.
Kegetiran merayap
dari bayi sampai renta,
Jutaan nyawa melahapnya
bagi janin rindu rahim.
Waktu itu
ada tuan-tuan
menetek di puting susu luka
rombongan bapak melepas tangis paksa
dan menulis nasib sapi perah luka
di atas papan reklame.
Hari ini
kita kembali menghitung
batu-batu dan tanah-tanah
menambah longsor menambah badai,
menambah gempa mengalikan nyawa
lalu membagi uang duka.
Jangan menangis Indonesia
kita memang mamilih cinta-cinta.
Keakuan jadi pedoman zaman
menjadi domba di antara srigala-srigala.
Tuhan,
masih bisakah melihat matahari
misterimu belum juga terungkap
: tanpa badai luka terus menganga
TANYA JAWAB
Anak Kampung
meratap, menengadah
berpijak pada dunia fatamorgana.
Misteri kejayaan sejarah
kabur bersama kabut demoralisasi.
Anak kampung tak paham bahasa angin
tapi tetap dilahapnya juga
karena bapak tak mampu beli nasi,
Sementara mimpi makan roti
mengigaukan tidur.
Di sini,
borok-borok mengganas
pedih keringat menetes
lewat pipa bawah tanah
bertangker-tangker.
Serpihan nurani tua dipecah gelombang
melayarkan daratan terjual.
Bom waktu yang dipersiapkan
telah memecah hukum batu
abu-nya mengaburkan cahaya ribuan mata.
Anak kampung menghitung warisan
yang telah habis dijual bapak.
merindu dendamkan
badai-badai mengkristal.
Apalagi yang tersisa
bila sila-sila telah kehilangan makna
Mari ramai-ramai beli kafan!
(Kita anak kampung yang mati di tanah kelahiran).
Minggu, Januari 18, 2009
About Indranggunesia
- Indranya I U
- Bwt loe yang mo view my profile....please add in indra131289.blogspot.com
Welcome
Selamat datang di Indranggunesia's Blog